Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik serta hidayahNya, sehingga makalah “Komunikasi Antar
Pribada dan Komunikasidalam Organisasi” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
pula saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Peni Utami., SE., MM
yang telah membantu dalam proses penulisan resume ini.
Saya menyadari sepenuhnya
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam resume
ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
pembaca sangat diharapkan. Saya berharap semoga resume ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mahasiswa,
untuk masa yang akan datang.
Penulis
Surabaya,
26 September 2016
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................ iii
Bab I ................................................................................................ 01
1.1.
Pengertian dan
Tujuan Komunikasi Antar Pribadi................... 01
1.2.
Hubungan
Komunikasi dalam Organisasi............................... 03
1.3.
Pola Komunikasi.................................................................. 04
1.4.
Memperbaiki
Kinerja Tim..................................................... 06
1.5.
Keterampilan
Komunikasi Verbal dan Non Verbal.................. 08
1.6.
Mengelola
Komunikasi dalam Organisasi............................... 11
Bab II................................................................................................ 13
2.1.
Simpulan............................................................................. 13
2.2.
Saran.................................................................................. 13
Bab I
Komunikasi Antar Pribadi dan Komunikasi Dalam
Organisasi
1.1.
Pengertian dan
Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
1.
Pengertian
Komunikasi Antar Pribadi
Yaitu
Komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat
maupun organisasi dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang
mudah dipahami.
2.
Tujuan
Komunikasi Antar Pribadi
Tujuan dari
komunikasi antar pribadi yaitu :
® Menyampaikan
Informasi
Ketika berkomunikasi
dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan
harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada
orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh
: seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan
beasiswa kepada adik kelasnya.
® Berbagi
pengalaman
Dengan komunikasi
antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman baik itu
pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contoh : ketika si
A telah belajar di luar negeri, dia akan menceritakan dan berbagi pengalaman
yang di alaminya selama di luar negeri
® Menumbuhkan
Simpati
Misalnya ketika seorang
bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada sahabatnya, maka
akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul rasa
ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
® Melakukan
kerjasama
Tujuan komunikasi antarprbadi
yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang
lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata kuliah biasanya
ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan
komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas
kelompoknya dengan baik.
®
Menceritakan
kekecewaan dan kesalahan
Komunikasi antarpribadi
juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan
pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan
mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita
apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada ibunya
tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap
temannya di sekolah.
®
Menumbuhkan
motivasi
Melalui
komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk
melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti
pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan
pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya,
maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya
untuk tetap teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.
1.2.
Hubungan
Komunikasi dalam Organsasi
Komunikasi dalam suatu
organisasi sangat dibutuhkan karena tujuan utama dalam mempelajari komunikasi
adalah untuk memperbaiki organisasi. Selain itu komunikasi sangat penting
sekali untuk kemajuan organisasi, suatu organisasi bisa dikatakan sukses
apabila hubungan komunikasi antara internnya harmonis. Komunikasi juga sangat
berguna untuk kelangsungan suatu organisasi dengan adanya studi komunikasi ini
organisasi bisa memanaj pengembangan sumber daya manusia, perusahaan dan
tugas-tugas yang lain.
1.3.
Pola Komunikasi
Secara umum
pola kumunikasi (patterns of communication) dibedakan menjadi 2 saluran, yaitu
:
1.
Saluran
Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi, garis,
fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan
masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam
kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola
transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu:
a)
Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)merupakan
jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupakan
penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur
untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut Katz dan Kahn,
komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:
·
Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,
·
Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu harus dilaksanakan,
·
Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik
organisasional,
·
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para
karyawan,
·
Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam
membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
b)
Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas atau disebut buttom-up
communicatin berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan)
menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya
disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.
c)
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontl atau horizontal communication
atau sering disebut komunikasi lateral (lateral communication) adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau
sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain
untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian
atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d)
Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal atau diagonal communication
melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda.
Contohnya adalah komunikasi formal antara manager pemasaran dengan bagian
pabrik, antara manager produksi dengan bagian promosi, antara manager produksi
dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya.
2.
Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal,
orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa mempedulikan jenjang
hierarki, pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas.
Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti
mengobrol tentang humor yang baru di dengar, keluarga, anak-anak, dunia
olahraga, musik, acara film, dan sinetron tv, dan kadang kala mereka juga
membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam
organisasinya.
1.4. Memperbaiki
Kinerja Tim
Untuk bisa membuat tim
dan perusahaan anda mencapai target, bukan hanya sekedar menentukan apa
yang paling dibutuhkan, tapi anda, sebagai manajer atau pemimpin tim juga harus
mendefinisikan target tersebut dengan jelas dan spesifik. Karena anda tidak
bisa berasumsi bahwa semua orang yang terlibat di dalam tim anda akan paham
bagaimana mengambil tindakan dari konsep yang sudah dibuat. 3 tindakan efektif
yang dapat membuat tim anda memiliki progres yang baik dalam mencapai tujuan :
1.
Mengatasi Hambatan dengan Tindakan
Peter
Gollwitzer, seorang psikologi yang pertama kali mempelajari rencana if-then
telah menjelaskan hal tesebut untuk menciptakan sebuah ‘instant habits’.
Dimana instant habits ini dimaksudkan untuk membuat para karyawan
terbiasa melakukan hal-hal yang harus mereka lakukan secara berulang, sehingga
hal tersebut dengan sendirinya tertanam di pikiran para karyawan hingga
menjadikannya sebuah kebiasaan.
Misal,
anda meminta kepada para anggota tim untuk mengirimkan laporan kemajuan dari pekerjaan
yang mereka lakukan secara mingguan, namun ternyata karyawan anda lalai dalam
melakukan hal tersebut. Maka, rencana if-then nya adalah, anda meminta
kepada anggota tim anda untuk mengirimkan laporan kemajuan tersebut setiap jam
2 siang di hari Jum’at.
Konsep
if-then disini dimaksudkan untuk dapat membuat rangsangan di otak
mereka agar secara langsung melakukan tindakan tersebut tanpa memerlukan
perhatian khusus mereka.
2.
Segera
Selesaikan Masalah yang Mengganggu Kinerja Tim
Dalam
teorinya, sebuah tim itu harus menjadi pengambil keputusan yang lebih baik
dibanding keputusan yang diambil secara individual, karena sebuah tim memiliki
keuntungan dari beragamnya wawasan dan pengalaman yang dimiliki masing-masing
individu. Tapi, justru manajer jarang memanfaatkan kelebihan yang dimiliki
setiap orang dalam tim. Dibanding menawarkan data yang unik dan wawasan,
anggota tim terkadang malah fokus pada informasi yang sudah mereka miliki dari
awal. Sebenarnya banyak kekuatan yang ada dalam sebuah tim, tapi kebanyakan
dari anggota tim menginginkan hal yang cepat tanpa konflik dengan membatasi
diskusi yang harusnya dapat membuat akrab semua anggota tim.
Untuk itu,
penelitian dari J. Lukas Thurmer, Frank Wieber, dan Peter Gollwitzer yang
dilakukan di University Konstanz menunjukkan bagaimana rencana if-then
ini dapat meningkatkan pengambilan keputusan tingkat organisasi melalui
pertukaran informasi dan kerjasama.
3.
Temukan
Akar Penyebab Masalah dengan Terlibat Langsung ke dalam Tim
Penelitian lebih lanjut yang
dilakukan oleh Weiber, Thurmer, and Gollwitzer menunjukkan bahwa rencana if-then
dapat membantu tim terhindar dari permasalahan yang sering terjadi, seperti
memperbanyak sumber daya terus-menerus tanpa melihat keberhasilan dari program
yang dilaksanakan. Banyak dari perusahaan sudah mengorbankan banyak waktu,
upaya dan juga uang demi mendapatkan profitabilitas dari berbagai program yang
mereka kerjakan. Namun, saat tim anda menyadari program yang dikerjakan gagal,
maka semua sumber daya yang sudah diinvestasikan tadi bukanlah lagi menjadi
masalah utama. Hal terbaik yang bisa anda lakukan adalah membuat pilihan cerdas
dari apa yang sudah anda investasikan, yaitu dengan fokus pada pengembangan
kinerja tim.
Libatkan juga pihak eksternal
sebagai pengamat independen, agar tim anda mendapatkan objektivitas untuk
melanjutkan komitmen dari keputusan yang sudah dibuat. Dengan kata lain,
biarkan tim anda mengeksplor lebih banyak hal untuk membebaskan diri mereka
melakukan yang terbaik dari keadaan saat ini. Dalam upaya menemukan akar
masalah, siapkan juga sebuah rencana untuk hal yang tidak terduga.
1.5. Keterampilan
Kounikasi Verbal dan non Verbal
1.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
kata-kata, entah lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai
dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan,
emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan
informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling
berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan
penting.
Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal,
yaitu:
a)
Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang
memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun
elektronik. Bahasa suatu bangsa atau suku berasal dari interaksi dan hubungan
antara warganya satu sama lain.
Bahasa memiliki banyak fungsi, namun
sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan
komunikasi yang efektif. Ketiga fungsi itu adalah:
a)
Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita
b)
Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama
manusia
c)
Untuk menciptaakan ikatan-ikatan dalam kehidupan
manusia.
b)
Kata
Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa.
Kata adalah lambing yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang,
barang, kejadian, atau keadaan. Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian,
atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada
hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan
pikiran orang.
2.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya
dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi
nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam
berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena
itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal
lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Komunikasi non verbal dapat berupa bahasa tubuh, tanda
(sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek (object).
Bahasa Tubuh.
Bahasa tubuh yang berupa raut wajah,
gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan,
isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.
Tanda.
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata,
misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, udara; aba-aba dalam
olahraga.
Tindakan atau perbuatan.
Ini sebenarnya
tidak khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna.
Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada
waktu meninggalkan rumah, menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung
makna tersendiri.
Objek
sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak
mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya, pakaian,
aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.
1.6. Mengelola
Komunikasi dalam Organisasi
Ada 2 hal
yang perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu
1)
Penanganan pesan-pesan yang bersifat
rutin
Untuk dapat memaksimalkan manfaat
dan meminimalkan biaya, seorang manajer perlu memperhatikan hal berikut ini:
Mengurangi Jumlah Pesan
Membuat surat meski hanya satu helai
memerlukan waktu dan sumber daya, sehingga perusahaan harus memperhatikan
berapa banyak surat yang dikirim keluar
Membuat Instruksi yang Jelas
Kesalahan komunikasi dapat dialami
oleh setiap orang, meskipun demikian manajer mempunyai tanggung jawab khusus
untuk menjadikan orang tahu dengan pasti yang harus dikerjakan.
Alih Tanggung Jawab
Melakukan tindakan lanjut dan
mencari umpan balik merupakan dua faktor yang membantu kerja manajerial, bukan
memaksakan kehendak kepada orang lain.
Memberikan Pelatihan
Sebuah perusahaan perlu memberikan
semacam pelatihan kecakapan komunikasi kepada yang mewakili perusahaan
2)
Penanganan Krisis Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu
berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu perusahaan
dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi perusahaan
bersangkutan. Beberapa ahli hubungan masyarakat (public relation) menyarankan
agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam masyarakat dengan cara
menjelaskan dengan cara apa yang menjadi masalahnya secara terbuka tanpa
ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum) dan karyawan-karyawannya. Pada
saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber masalahnya dan berusaha
mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam menangani setiap kasus
adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi tenag, kalem, dan tidak
gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu kasus perlu pemikiran
jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan yang rasional akan
membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa percaya diri.
Bab II
Penutup
2.1.
Simpulan
Komunikasi sangat
penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki
dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam
proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan
dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi
adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita
sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam
bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non
verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi non verbal atau
bahasa(gerak) tubuh.
2.2.
Saran
Komunikasi
merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, Karena tanpa adanya komunikasi,
organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi disarankan dalam sebuah
organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah
organisasi yang baik